MINYAK HERBA SINERGI
SILAKAN ORDER DISINI, SMS/WA: 085656245411
Health Coffee untuk kesehatan dan stamina
SILAKAN ORDER DISINI, SMS/WA: 085656245411
Kopi 7 elemen, paduan dan racikan yang nyaris sempurna
SILAKAN ORDER DISINI, SMS/WA: 085656245411
Peluang usaha super sampingan, modal mulai Rp. 10 ribu
SILAKAN ORDER DISINI, SMS/WA: 085656245411
This is default featured slide 5 title
SILAKAN ORDER DISINI, SMS/WA: 085656245411
31 Desember 2024
21 Oktober 2024
02 Februari 2024
20 Maret 2023
29 November 2022
PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM TRANSFORMASI KESEHATAN MENUJU SDGs 2030
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) merupakan agenda global tahun 2030 yang merupakan kesepakatan pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan Kesetaraan, secara Universal, Integrasi serta Inklusif, untuk meyakinkan bahwa tidak ada satupun yang tertinggal (No One Left Behind).
SDGs merupakan kelanjutan Millenium Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh Negara anggota PBB pada tahun 2000 dan berakhir pada akhir tahun 2015. MDGs mencakup 8 Tujuan, 21 Sasaran, dan 60 Indikator. Sedangkan SDGs mencakup 17 Tuhuan dan 169 Sasaran yang tidak dapat dipisahkan, saling terhubung, dan terintegrasi satu sama lain guna mencapai kehidupan manusia yang lebih baik, dengan 5 prinsip dasar yang menyeimbangkan dimensi ekonomi, social, dan lingkungan, yaitu 1) Manusia (People), 2) Bumi (Planet), 3) Kemakmuran (Property), Perdamaian (Peace), %) Kerjasama (Partnertship).
Indonesia sendiri segera memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Di masa itu, jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan penduduk non produktif. Pemerintah tentu saja telah melakukan ragam upaya untuk menyiapkan bonus demografi untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, yaitu sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil dan berkarakter.
Menanggapi hal tersebut pemerintah Indonesia untuk bidang kesehatan melalui Kementrian Kesehatan menginisiasi Enam pilar Transformasi Kesehatan yang merupakan upaya perbaikan system kesehatan, untuk mengatasi ketimpangan kesehatan, baik di dalam negeri, maupun ketimpangan kesehatan antar Negara. Enam pilar yang dimaksud terdiri dari:
Transformasi Layanan Primer lebih menekankan upaya promotif dan preventif. Hal ini bertujuan untuk memberikan edukasi terkait pencegahan terjadinya penyakit, dan juga meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM kesehatan pada layanan primer.
Transformasi Layanan Rujukan. Transformasi kedua ini focus pada peningkatan akses dan pemerataan layanan kesehatan yang merata di semua wilayah di Indonesia.
Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan. Tranformasi ini meliputi upaya peningkatan ketahanan penanggulangan medis dan penguatan resiliensi di masa krisis kesehatan.
Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan. Transformasi ini dilakukan dengan mengembangkan regulasi pembiayaan kesehatan dengan tujuan membangun pemerataan, kemudahan aksesibilitas bagi masyarakat, dan keberlanjutan alokasi pembiayaan.
Transformasi SDN Kesehatan. Kementrian Kesehatan melakukan peningkatan kualitas SDM Kesehatan agar siap menghadapi berbagai jenis penyakit yang akan datang.
Transformasi Teknologi Kesehatan. Dalam konteks ini, Kemenkes selalu mendorong perkembangan teknologi dan digitalisasi di sector kesehatan.
Pengalaman Indonesia dalam percepatan penangan pandemic mendapat perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mana angka positivity rate Covid-19 di Indonesia saat ini berada di bawah 5 persen. Keberhasilan penurunan kasus Covid-19 di Indonesia karena kerjasama seluruh elemen bangsa, termasuk dari masyarakat yang mau bekerjasama terhadap setiap kebijakan pemerintah mengenai penanganan Covid-19 tak terkecuali tenaga kesehatan secara khusus ahli Epidemiologi dalam memberikan masukan kepada pemerintah yang ditindaklanjuti dengan kebijakan.
Epidemiologi menurut Meriam-Webter Dictionary: a branch of medical science that deals with the incidence, distribution, and control of disease in a population. Epidemiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan kejadian, distribusi, dan pengendalian penyakit dalam suatu popolasi.
Permasalahan kesehatan memerlukan upaya pengendalian yang memadai dan komprehensif. Upaya tersebut perlu di dukung dengan penyediaan data dan informasi yang tepat dan akurat secara sistematis dan terus menerus melalui system surveilans yang baik.
Surveilans adalah suatu kegiatan yang sistematis dan terus menerus, terdiri dari proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data. Serta penyebarluasan informasi kepada unit yang membutuhkan untuk pengambilan tindakan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). Surveylens yang baik berimplikasi pada penyediaan informasi nyata tentang kondisi penularan di masyarakat yang berguna pada pengambilan keputusan.
Akhirnya pada konteks ini seorang Epidemiologi harus mampu mengambil peran strategis dalam menjalankan perannya menyongsong SDGs yang pada saat bersamaan puncak bonus demografi terjadi serta menyukseskan transformasi kesehatan untuk terus meningkatkan sumber daya manusia kesehatan dengan memanfaatkan Transformasi teknologi kesehatan dalam melakukan pengawasan secara real-time data epidemiologi untuk memantau perilaku masyarakat dalam upaya mencegah penyakit menular maupun tidak menular dan memberikan intervensi yang cepat menuju masyarakat Indonesia Sehat.
Terakhir, kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang Epidemiologi adalah tidak hanya terbatas kepada pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data, serta penyebarluasan informasi kepada unit yang membutuhkan untuk pengambilan tindakan namun lebih dari itu identifikasi dan prediksi berbasis data di era digital semakin diperkuat untuk untuk memberikan informasi akurat di situasi yang terus berubah, serta diharapkan dapat memastikan hasil interpretasi mampu mempengaruhi kebijakan kea rah yang lebih baik.
7opinion:
Artikel ini dicopas dari Media Tribun BONE, pada rubrik Tribun OPINI halaman 6, yang terbit pada Senin, 28 November 2022, dengan judul: "PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM TRANSFORMASI KESEHATAN MENUJU SDGS 2030" oleh SYAFRUDDIN (Mahasiswa Pasca Sarjana FKM UNHAS Makassar)
19 Oktober 2022
Inilah cabor yang dipertandingkan di Porprov sulsel 2022
Sinjai dan Bulukumba bersiap melaksanakan Pekan olahraga provinsi sulawesi selatan pada 22 hingga 30 Oktober 2022. Sebagai tuan rumah, kedua Kota yang terletak di ujung selatan pulau sulawesi ini telah menyiapkan secara matang kesuksesan event olahraga terakbar di provinsi Sulawesi Selatan ini.
Sinjai dipercaya sebagai kota yang menggelar acara pembukaan porovensi sulsel 2022 ini pada sabtu, 22 oktober 2022. Sedangkan Bulukumba menjadi kota penyelenggara acara penutupan event silaturahmi insan olahraga di provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Andi Sulaiman pada 30 Oktober 2022 mendatang.
Di porprov sulsel 2022 ini, ada 34 Cabang olahraga (Cabor) yang dipertandingkan dengan rincian 21 Cabor akan dipertandingkan di Sinjai diantaranya seperti Sepakbola, Dayung, Futsal dan Renang. Sementara 13 Cabor akan dipertandingkan di Bulukumba diantaranya Panahan, Catur, Biliar dan Bulutangkis.
07 Oktober 2022
04 Oktober 2022
23 September 2022
Pembagian grup piala dunia u 20 Indonesia 2023
19 September 2022
Semarakan Porprov sulsel 2022
Sebelumnya, porprov atau lazim disebut Porda sulsel ini dilaksanakan di kabupaten Pinrang tahun 2018 dan Kabupaten Bantaeng pada tahun 2014.
07 Agustus 2022
18 Juli 2022
Sekelumit tentang BIAN 2022
Tahun 2022 ini Kemenkes RI mencanangkan program BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang menurun signifikan akibat pandemi COVID-19. BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat. Program ini diwujudkan sebagai upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan melakukan hamonisasi kegiatan imunisasi tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar (OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib).
Dikutip dari Instagram @kemenkes_ri, Program Imunisasi Anak Nasional ini terbagi menjadi dua tahap, yakni:
2. Tahap Kedua Imunisasi Anak Nasional Tahap Kedua dilaksanakan pada bulan Agustus 2022. Wilayah sasaran dari program imunisasi tahap kedua ini adalah Pulau Jawa dan Provinsi Bali.